Thursday, November 25, 2010

PLASTIK

Sejarah Plastik
Sejak tahun 1950-an plastik
menjadi bagian penting dalam
hidup manusia. Plastik
digunakan sebagai bahan baku
kemasan, tekstil, bagian-bagian
mobil dan alat-alat elektronik.
Dalam dunia kedokteran, plastik
bahkan digunakan untuk
mengganti bagian-bagian tubuh
manusia yang sudah tidak
berfungsi lagi. Pada tahun 1976
plastik dikatakan sebagai materi
yang paling banyak digunakan
dan dipilih sebagai salah satu
dari 100 berita kejadian pada
abad ini.
Plastik pertama kali
diperkenalkan oleh Alexander
Parkes pada tahun 1862 di
sebuah ekshibisi internasional di
London, Inggris. Plastik temuan
Parkes disebut parkesine ini
dibuat dari bahan organik dari
selulosa. Parkes mengatakan
bahwa temuannya ini
mempunyai karakteristik mirip
karet, namun dengan harga
yang lebih murah. Ia juga
menemukan bahwa parkesine ini
bisa dibuat transparan dan
mampu dibuat dalam berbagai
bentuk. Sayangnya, temuannya
ini tidak bisa dimasyarakatkan
karena mahalnya bahan baku
yang digunakan.
Pada akhir abad ke-19 ketika
kebutuhan akan bola biliar
meningkat, banyak gajah
dibunuh untuk diambil
gadingnya sebagai bahan baku
bola biliar. Pada tahun 1866,
seorang Amerika bernama John
Wesley Hyatt, menemukan
bahwa seluloid bisa dibentuk
menjadi bahan yang keras. Ia
lalu membuat bola biliar dari
bahan ini untuk menggantikan
gading gajah. Tetapi, karena
bahannya terlalu rapuh, bola
biliar ini menjadi pecah ketika
saling berbenturan.
Bahan sintetis pertama buatan
manusia ditemukan pada tahun
1907 ketika seorang ahli kimia
dari New York bernama Leo
Baekeland mengembangkan
resin cair yang ia beri nama
bakelite. Material baru ini tidak
terbakar, tidak meleleh dan
tidak mencair di dalam larutan
asam cuka. Dengan demikian,
sekali bahan ini terbentuk, tidak
akan bisa berubah. Bakelite ini
bisa ditambahkan ke berbagai
material lainnya seperti kayu
lunak.
Tidak lama kemudian berbagai
macam barang dibuat dari
bakelite, termasuk senjata dan
mesin-mesin ringan untuk
keperluan perang. Bakelite juga
digunakan untuk keperluan
rumah tangga, misalnya sebagai
bahan untuk membuat isolasi
listrik.
Rayon, suatu modifikasi lain dari
selulosa, pertama kali
dikembangkan oleh Louis Marie
Hilaire Bernigaut pada tahun
1891 di Paris. Ketika itu ia
mencari suatu cara untuk
membuat sutera buatan
manusia dengan cara
mengamati ulat sutera. Namun,
ada masalah dengan rayon
temuannya ini yaitu sangat
mudah terbakar. Belakangan
masalah ini bisa diatasi oleh
Charles Topham.
Demam Plastik
Tahun 1920 ditandai dengan
demam plastik. Wallace Hume
Carothers, ahli kimia lulusan
Universitas Harvard yang
mengepalai DuPont Lab,
mengembangkan nylon yang
pada waktu itu disebut Fiber 66.
Fiber ini menggantikan bulu
binatang untuk membuat sikat
gigi dan stoking sutera. Pada
tahun 1940-an nylon, acrylic,
polyethylene, dan polimer
lainnya menggantikan bahan-
bahan alami yang waktu itu
semakin berkurang.
novasi penting lainnya dalam
plastik yaitu penemuan
polyvinyl chloride (PVC) atau
vinyl. Ketika mencoba untuk
melekatkan karet dan metal,
Waldo Semon, seorang ahli
kimia di perusahaan ban B.F.
Goodrich menemukan PVC.
Semon juga menemukan bahwa
PVC ini adalah suatu bahan yang
murah, tahan lama, tahan api
dan mudah dibentuk.
Pada tahun 1933, Ralph Wiley,
seorang pekerja lab di
perusahaan kimia Dow, secara
tidak sengaja menemukan
plastik jenis lain yaitu
polyvinylidene chloride atau
populer dengan sebutan saran.
Saran pertama kali digunakan
untuk peralatan militer, namun
belakangan diketahui bahwa
bahan ini cocok digunakan
sebagai pembungkus makanan.
Saran dapat melekat di hampir
setiap perabotan seperti
mangkok, piring, panci, dan
bahkan di lapisan saran sendiri.
Tidak heran jika saran digunakan
untuk menyimpan makanan
agar kesegaran makanan
tersebut terjaga.
Pada tahun yang sama, dua
orang ahli kimia organik
bernama E.W. Fawcett dan R.O.
Gibson yang bekerja di Imperial
Chemical Industries Research
Laboratory menemukan
polyethylene. Temuan mereka
ini mempunyai dampak yang
amat besar bagi dunia. Karena
bahan ini ringan serta tipis, pada
masa Perang Dunia II bahan ini
digunakan sebagai pelapis untuk
kabel bawah air dan sebagai
isolasi untuk radar.
Pada tahun 1940 penggunaan
polyethylene sebagai bahan
isolasi mampu mengurangi
berat radar sebesar 600 pounds
atau sekitar 270 kg. Setelah
perang berakhir, plastik ini
menjadi semakin populer. Saat
ini polyethylene digunakan
untuk membuat botol
minuman, jerigen, tas belanja
atau tas kresek, dan kontainer
untuk menyimpan makanan.
Kemudian pada tahun 1938
seorang ahli kimia bernama Roy
Plunkett menemukan teflon.
Sekarang teflon banyak
digunakan untuk melapisi
peralatan memasak sebagai
bahan antilengket.
Selanjutnya, seorang insinyur
Swiss bernama George de
Maestral sangat terkesan
dengan suatu jenis tumbuhan
yang menggunakan ribuan kait
kecil untuk menempelkan
dirinya. Lalu pada tahun 1957 de
Maestral meniru tumbuhan
tersebut untuk membuat
Velcro atau perekat dari bahan
nylon.

No comments:

Post a Comment

Best Partners Links

Updated Stats




Free PageRank Checker
Locations of visitors to this page