Saturday, November 27, 2010

BUDIDAYA JAMUR

Dari :www.trubus.com
Ada teknologi
yang cukup
praktis untuk
budidaya jamur
tiram Pleurotus
spp, yakni
tahapan
membuat media
bibit induk
(spawn) dan tahanan memproduksi jamur
tiramnya. Pada tahanan membuat media bibit
induk ada 10 langkah yang perlu dilakukan.
Pertama, bahan medianya yang berupa biji-bijian
atau campuran serbuk gergajian albusia (SKG)
ditambah biji millet 1 (42%) : 1 (42%). Bahan baku
ini adalah yang terbaik.
Langkah kedua, bahan baku dicuci dan direbus
selama 30 menit menggunakan pressure cooker
atau panci. Langkah ketiga, bahan baku tersebut
ditiriskan dengan ayakan. Tambahkan 1% kapur
(CaCl3), 1% gypsum (CaSO4), vitamin B kompleks
(sangat sedikit) dan atau 15 persen bekatul. Kadar
air 45-60 % dengan penambahan air sedikit dan
pH 7.
Langkah keempat, bahan baku tersebut lalu
didistribusikan ke dalam baglog polipropilen atau
botol susu atau botol jam pada hari itu juga.
Perbotol diisi 50-60% media bibit, disumbat
kapas/kapuk, dibalut kertas koran/alumunium foil.
Langkah kelima, sterilisasi dalam autoclav selama
2 jam atau pasteurisasi 8 jam pada hari itu juga.
Temperatur autoclave 121 derajat C, tekanan 1 lb,
selama 2 jam. Temperatur pasteurisasi 95 derajat
C.
Langkah keenam, lakukan inokulasi dengan
laminar flow satu hari kemudian. Setelah suhu
media bibit turun sampai suhu kamar dilakukan
inokulasi bibit asal biakan murni pada media PDA
(sebanyak 2-3 koloni miselium per botol bibit).
Langkah ketujuh, inkubasi (pertumbuhan
miselium 15-21 hari) pada ruang inkubasi/
inkubator, suhu 22-28 derajat C.
Langkah kedelapan, botol atau baglog isi bibit
dikocok setiap hari, dua hingga tiga kali. Hal ini
dilakukan agar pertumbuhan miselium bibit
jamur merata dan cepat serta media bibit tidak
menggumpal/mengeras. Kesembilan, bibit induk
dipenuhi miselium jamur dengan ciri
pertumbuhan miselium jamur kompak dan
merata.
Langkah terakhir, jamur tersebut digunakan
sebagai inokulan/bibit induk/bibit sehat
perbanyakan ke 1 dan ke 2. Bibit ini disimpan
dalam lemari pendingin selama 1 tahun, bila tidak
akan segera digunakan.
Tahap selanjutnya adalah memproduksi jamur
tiram (Pleurotus spp). Dalam tahapan ini juga ada
10 langkah. Pertama, siapkan serbuk kayu
gergajian albasia. Rendam selama 0-12 jam
(bergantung pada spesies/strain serbuk kayu
yang digunakan). Langkah kedua, tiriskan sampai
tidak ada air, pada hari itu juga dengan
mengunakan saringan kawat atau ayakan kawat.
Langkah ketiga, membuat subtrat/media tumbuh,
pada hari itu juga. Tambahkan 5-15 % bekatul
atau polar (bergantung pada spesies/strain yang
digunakan), 2% kapur (CaCO3), 2% gypsum
(CaSO4) dan air bersih, diaduk merata, kadar air
substrat 65%, pH 7.
Langkah keempat, distribusikan kedalam baglog
polipropilen pada ahri itu juga. Padatkan dalam
wadah tersebut, beri lubang bagian tengah,
dipasang mulut cincin pralon, kemudian ditutup
dengan kapas/kertas minyak. Langkah kelima,
sterilisasi/pasteurisasi, satu hari kemudian.
Simpan dalam kamar uap atau kukus dalam
drum dengan suhu media di dalam baglog
95-120 derajat C selama 1-3 kali 8 jam bergantung
pada jumlah substrat yang akan di pasteurisasi.
Langkah keenam, inokulasi substrat dengan
spawn di ruang inokulasi. Setelahsuhu baglog
substrat turun sampai suhu kamar, inokulasikan
bibit pada substrat dalam laminar flow. Bibit
10-15gr/kg substrat.
Langkah ketujuh, inkubasi baglog substrat
(pertumbuhan miselium 15-30 hari). Rumah
jamur/kubung/ruang inkubasi dijaga tetap kering
dan bersih, suhu 22-28 derajat C tanpa cahaya.
Langkah kedelapan, baglog substrat dibuka cincin
dibuka (7-15 hari kemudian). Cara membuka
berbeda-beda, tergantung jenis jamur kayu yang
digunakan.
Langkah kesembilan, baglog disusun di rak dalam
rumah jamur (pertumbuhan jamur 10-15 hari
kemudian, tumbuh pin head/bakal tumbuh buah)
. Bakal tumbuh buah tersebut disiram air bersih
agar jamur tumbuh. Untuk jamur tiram, yang
disiram rumah jamurnya. Untuk jamur kuping
penyiraman langsung pada substrat sampai
basah kuyup. Suhu rumah jamur 16-22 derajat C
RH : 80-90 %.
Langkah terakhir panen jamur tiram/kuping.
Panen kurang dari 9 kali dalam waktu kurang dari
1,5 bulan tergantung cara pemeliharaan/
penyiraman jamur dan kebersihan kubung. Atau
sisa panen 2-5 kali seminggu.
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam
budidaya jamur tiram ini adalah masalah higienis,
aplikasi bibit unggul, teknlogi produksi bibit (kultur
murni, bibit induk, bibit sebar), teknologi produksi
media tumbuh/substrat dan pemeliharaan serta
cara panen jamur tiram.

No comments:

Post a Comment

Best Partners Links

Updated Stats




Free PageRank Checker
Locations of visitors to this page