Tuesday, November 30, 2010

MENGENAL BAHAYA KEMASAN PLASTIK

Kantung
plastik kresek dan kemasan
dari plastik lainnya merupakan
alat pengemas yang paling
banyak dipergunakan karena
murah, praktis dan mudah
didapat. Tetapi sayangnya
kemasan plastik dan kantung
plastik kresek ternyata tidak
selalu aman, bahkan berbahaya
bagi kesehatan. Beberapa jenis
kemasan plastik berpotensi
menimbulkan gangguan
kesehatan termasuk
diantaranya kantung plastik
“kresek” berwarna serta
kemasan plastik berbahan dasar
polistiren dan polivinil klorida
(PVC). Juga berbagai kemasan
dari plastik lainnya semisal
botol plastik bekas minuman
dan lainnya yang kita perlu
mengenalnya.
Mbok Darmi, tetangga saya,
seorang janda yang dulunya
berprofesi sebagai distributor
utama daun pisang untuk
pembungkus untuk hampir
seluruh pedagang di pasar
tradisional dekat desa gulung
tikar. Padahal usahanya ini dulu
mampu menghidupi
keluarganya hingga kedua
anaknya lulus SMA.
Mbok Darmi kalah bersaing
dengan kantung plastik kresek
berwarna yang dibuat dari
plastik bekas dengan riwayat
penggunaannya yang tidak
jelas serta melalui proses daur
ulang yang tidak terjamin
kebersihannya. Bisa saja plastik
tersebut berasal dari bekas
wadah limbah berbahaya.
Bahkan proses daur
ulangnyapun menggunakan
bahan kimia tertentu yang bisa
membahayakan kesehatan.
“Pantas saya kalah bersaing,
Lha wong dia gak fair play,”
ujar Mbok Darmi sambil mecucu.
Meskipun selama ini belum
pernah ada pengaduan atau
keluhan mengenai gangguan
kesehatan akibat penggunaan
kantung “kresek” sebagai
wadah makanan, namun kita
perlu berhati-hati. Kalau mau
mewadahi makanan siap santap
dengan plastik kresek sebaiknya
dilapisi dulu dengan bahan yang
aman seperti daun atau kertas.
Selain plastik kresek, kemasan
plastik berbahan polivinil klorida
(PVC) dan kemasan makanan
“styrofoam” juga berisiko
melepaskan bahan kimia yang
bisa membahayakan kesehatan.
Monomer styrene yang tidak
ikut bereaksi dapat terlepas bila
bereaksi dengan makanan yang
berminyak/berlemak atau
mengandung alkohol dalam
keadaan panas. Meskipun bila
residunya kecil tidak berbahaya.
Secara umum, kemasan plastik
diberikan label-label sebagai
berikut:
1. PETE atau PET
(polyethylene
terephthalate) dengan
berlabel angka 01 dalam
segitiga biasa dipakai
untuk botol plastik yang
jernih/transparan/
tembus pandang seperti
botol air mineral. Botol-
botol dengan bahan ini
direkomendasikan hanya
untuk sekali pakai. Jangan
dipakai untuk menyimpan
air hangat apalagi panas.
2. HDPE (high density
polyethylene) berlabel
angka 02 dalam segitiga
biasa dipakai untuk botol
susu yang berwarna putih
susu. Direkomendasikan
hanya untuk sekali
pemakaian.
3. V atau PVC (polyvinyl
chloride) berlabel angka
03 dalam segitiga adalah
plastik yang paling sulit di
daur ulang. Plastik ini bisa
ditemukan pada plastik
pembungkus (cling wrap),
dan botol-botol.
Kandungan dari PVC yaitu
DEHA yang terdapat pada
plastik pembungkus
dapat bocor dan masuk ke
makanan berminyak bila
dipanaskan. PVC
berpotensi berbahaya
untuk ginjal, hati dan
berat badan.
4. LDPE (low density
polyethylene) berlabel
angka 04 dalam segitiga
biasa dipakai untuk
tempat makanan dan
botol-botol yang lembek.
Barang-barang dengan
berkode ini dapat di daur
ulang dan baik untuk
barang-barang yang
memerlukan fleksibilitas
tetapi kuat. Barang ini bisa
dibilang tidak dapat di
hancurkan tetapi tetap
baik untuk tempat
makanan.
5. PP (polypropylene)
berlabel angka 05 dalam
segitiga adalah pilihan
terbaik untuk bahan
plastik terutama untuk
yang berhubungan
dengan makanan dan
minuman seperti tempat
menyimpan makanan,
botol minum dan
terpenting botol minum
untuk bayi. Karakteristik
botol ini transparan yang
tidak jernih atau berawan.
6. PS (polystyrene) berlabel
angka 06 dalam segitiga
biasa dipakai sebagai
bahan tempat makan
styrofoam, tempat
minum sekali pakai, dll.
Bahan Polystyrene bisa
membocorkan bahan
styrine ke dalam
makanan ketika makanan
tersebut bersentuhan.
Bahan Styrine berbahaya
untuk otak dan sistem
syaraf. Bahan ini harus
dihindari dan banyak
negara bagian di Amerika
sudah melarang
pemakaian tempat
makanan berbahan
styrofoam termasuk
negara China.
7. Other (biasanya
polycarbonate) berlabel
angka 07 dalam segitiga
bisa didapatkan di tempat
makanan dan minuman
seperti botol minum
olahraga. Polycarbonate
bisa mengeluarkan bahan
utamanya yaitu
Bisphenol-A ke dalam
makanan dan minuman
yang berpotensi merusak
sistem hormon.
Kemasan
plastik yang paling banyak dan
paling aman digunakan adalah
yang terbuat dari polyethylene
(PE) dan polyprophylene (PP)
yang dilabeli terkadang juga
dilabeli dengan gambar gelas
dan garpu atau ada tulisan
`untuk makanan` atau `for food
use`.
Sayangnya masih banyak
barang plastik yang tidak
mencantumkan simbol-simbol
ini, terutama barang plastik
buatan lokal. Pemerintah
Indonesia sendiri baru
berencana untuk mewajibkan
produsen kemasan makanan
melakukan penandaaan atau
memberi label. Rencana ini
mulai diterapkan bulan
November mendatang.
Oleh karena itu, kalau anda ragu
lebih baik tidak
menggunakannya. Atau
menyuruh Mbok Darmi untuk
memulai kembali usahanya
sebagai distrubutor daun pisang.
Serta tinggalin kebiasaan teman
saya yang biasa menggunakan
botol bekas minuman mineral
sebagai tempat air ketika
muncak. Bahkan untuk
menggodok kopi!

No comments:

Post a Comment

Best Partners Links

Updated Stats




Free PageRank Checker
Locations of visitors to this page