Thursday, December 2, 2010

MANFAAT BERAS MERAH

KAPAN terakhir kali anda
makan nasi merah? Mungkin
sudah lupa tuh, atau kalau ingat
pernah ketika masih anak-anak,
atau sewaktu masih bayi umur 6
bulan. Kini yang pasti, menurut
pengamatan, beras merah
sudah jarang ditemui atau
diperdagangkan di pasaran,
apalagi dikonsumsi. Apa
penyebabnya? Tidak diketahui
secara pasti, mungkin saja
karena tidak ada yang mau
membudidayakannya atau
karena sedikit peminatnya.
Ibu-ibu rumah tangga yang
setiap hari menyajikan nasi putih
untuk keluarganya, mungkin
sudah lupa dengan beras merah,
begitupun warung-warung nasi
dan restoran tak pernah
menghidangkan menu dengan
nasi merah. Anak-anak sekarang
mungkin hanya mengenal nasi
yang berwarna putih (dan
mungkin ’kuning’), mereka
tidak mengenal ada beras
merah (sebenarnya berwarna
coklat), karena setiap hari
disodori nasi putih oleh
orangtuanya.
Kalau anda ingin mencicipi beras
merah, mungkin anda harus
menjadi bayi dulu karena
sekarang ada makanan instan
bayi terbuat dari beras merah,
atau anda mesti disihir dulu
menjadi unggas, baru bisa
menikmati rasa beras yang kini
banyak dijual sebagai pakan
burung.
Sayang sekali, santapan yang
begitu menyehatkan itu harus
hilang dari peredaran. Bila
dibandingkan dengan beras
putih yang kita konsumsi sehari-
hari, beras merah atau dalam
bahasa Inggrisnya brown rice,
jauh lebih bermanfaat bagi
kesehatan, orang awam
sekalipun tahu akan kelebihan
oryza sativa yang satu ini.
Perbedaan antara beras merah
dan beras putih tidak sekadar
soal warna. Sebutir beras
memiliki beberapa lapisan.
Hanya lapisan paling luar, yaitu
kulit padi atau sekam, yang
dihilangkan dalam memproduksi
beras merah. Sekali proses
penggilingan ini menghasilkan
yang namanya beras merah
pecah kulit. Komoditas inilah
yang biasa digunakan sebagai
campuran makanan instan bayi
atau dijual sebagai pakan
burung. Proses ini sedikit
merusak nilai nutrisi beras.
Bila beras merah selanjutnya
digiling beberapa kali, akan
menghilangkan dedak dan
lapisan lembaga, hasilnya
adalah beras putih, sebagai
beras yang telah kehilangan
banyak zat gizinya.
Penggosokan (digiling dan dicuci
berkali-kali) akan
menghilangkan lapisan aleurone
butir beras – suatu lapisan yang
mengandung lemak-lemak
esensial yang berguna bagi
kesehatan. Bila lemak ini
bersentuhan dengan udara pada
proses pembersihan, akan
sangat sensitif sehingga terjadi
oksidasi. Pembersihan lapisan ini
biasanya dilakukan untuk
meningkatkan ketahanan
simpan komoditas ini. Hasilnya
berupa beras putih yang tak ada
bedanya dengan tepung yang
dimurnikan, yang terbuang
sebagian besar gizi aslinya.
Dalam setiap 50 gram sajian
beras merah, mengandung 4 gr
protein, 55 mg magnesium. Ia
juga memiliki 1 mg lemak dan
serat plus sejumlah mineral
lainnya minus sodium,
selebihnya adalah karbohidrat.
Bila dilakukan penggilingan dan
pencucian berkali-kali pada
beras merah hingga menjadi
putih, terbukti bisa merusak
67% vitamin B3, 80% vitamin B1,
90% vitamin B6, setengahnya
mangan, setengahnya fosfor,
60% besi, dan menghilangkan
serat serta asam lemak
esensialnya. Untuk
menggantikan zat gizi yang
hilang dalam proses
penggilingan dan penggosokan
ini, biasanya dilakukan
“ pengayaan” dengan vitamin
B1, B3 dan besi. Namun upaya ini
tidak memulihkan sepenuhnya,
sekurangnya 11 zat gizi hilang
dan tidak dapat digantikan
dengan proses ”pengayaan”
ini.
Berbagai penelitian telah
membuktikan bahwa dengan
mengkonsumsi beras merah
secara teratur, ada banyak
manfaat penting bagi kesehatan
tubuh.
Dalam peringkat makanan,
beras merah menduduki ranking
pertama sebagai sumber
mangan, selain sumber mineral
selenium dan magnesium.
Cukup secangkir beras merah
mampu menyediakan 88%
mangan setiap harinya. Mineral
ini membantu menghasilkan
energi dari protein dan
karbohidrat, mineral ini pun
memegang peran utama dalam
sintesa asam-asam lemak yang
penting untuk kesehatan sistem
saraf, dan dalam produksi
kolesterol, yang digunakan
tubuh dalam menghasilkan
hormon-hormon seks. Mangan
juga komponen yang penting
bagi enzim antioksidan penting
yang disebut superoxide
dismutase yang memberi
perlindungan akibat radikal
bebas selama proses
metabolisme dalam tubuh.
Bagi orang-orang yang khawatir
akan risiko kanker usus, beras
merah memiliki dua fungsi,
selain sumber serat yang perlu
untuk meminimalisir lamanya
zat-zat penyebab kanker
kontak dengan sel-sel usus,
selain juga menjadi sumber
selenium, mineral yang justru
mereduksi risiko kanker usus.
Walaupun butiran beras ini
mengandung minyak, namun
kolesterolnya sangat rendah,
bahkan dalam suatu studi di
Universitas Negara Bagian
Louisiana, AS, menemukan
bahwa minyak dedak beras ini
bisa menurunkan kolesterol
jahat (LDL) pada tubuh manusia.
Manfaat kesehatan dari beras
merah adalah seratnya,
secangkir beras merah mampu
menyediakan 14% serat setiap
harinya. Serat ini telah terbukti
menurunkan kolesterol tinggi,
juga menghambat
aterosklerosis. Serat beras
merah pun berperan dalam
mengontrol tingkat gula darah,
sehingga menjadi pilihan terbaik
bagi penderirta diabetes.
Menurut riset Dr. Rui Hai Liu dari
Universitas Cornell, seperti
halnya buah-buahan dan
sayuran, beras merah juga
mengandung fenolik, salahsatu
zat antioksidan yang mampu
menghambat radikal bebas
pemicu kanker. Angka aktivitas
antioksidan beras merah
menurut hasil riset tsb adalah
56, sementara brokoli 80,
bayam 81, apel 98, pisang 65,
jagung 181, dan gandum 77.
Magnesium, yang terkandung
dalam beras merah, menurut
beberapa studi mampu
menurunkan keakutan asma,
menurunkan tekanan darah
tinggi, menurunkan frekuensi
migrain, dan menurunkan risiko
serangan jantung serta struk.
Magnesium membantu
mengatur irama saraf dan otot
dengan menyeimbangkan aksi
kalsium. Magnesium juga perlu
untuk kesehatan tulang. Sekitar
dua pertiga magnesium di dalam
tubuh manusia ditemukan
dalam tulang. Secangkir beras
merah akan memberi anda 21%
keperluan sehari-hari akan
magnesium.
Itulah ’sebagian kecil’ dari
segudang manfaat
mengkonsumsi beras merah, tak
akan cukup membahasnya
dalam forum terbatas ini.
Banyak pakar menyebutkan,
beras merah merupakan
salahsatu pakan paling
menyehatkan di dunia. Jadi,
mengapa kita tidak mencoba
mempopulerkan lagi makanan
pokok berkhasiat ini. ( Dede
Suhaya/dari berbagai sumber)
***

No comments:

Post a Comment

Best Partners Links

Updated Stats




Free PageRank Checker
Locations of visitors to this page