Monday, December 20, 2010

MANFAAT IKAN CUMI CUMI

SELAIN lezat, cumi-cumi kaya
gizi. Ada protein, mineral, dan
macam-macam vitamin. Tinta
cair yang dimilikinya, berguna
untuk memerangi tumor. Cumi-
cumi merupakan salah satu
hewan laut dari keluarga
Loliginidae, kelas Cephalopoda.
Dalam bahasa Latin, cumi-cumi
dikenal dengan sebutan Loligo
spp, sedangkan dalam bahasa
Inggris squid.
Di Indonesia, cumi-cumi dikenal
dengan beberapa istilah, seperti
enus, nus, sotong, atau sontong
bunga. Hewan laut ini umumnya
ditangkap pada malam hari,
dengan menggunakan lampu
petromaks sebagai alat penarik.
Mereka umumnya menyukai
cahaya di malam hari.
Kerumunan cumi-cumi dapat
ditangkap dengan
menggunakan alat bubu, jaring
angkat, jaring insang, pukat
cincin, pukat udang, rawai tuna,
atau sero.
Cumi-cumi merupakan salah
satu jenis hewan laut yang
banyak diminati masyarakat,
terutama penggemar seafood
dan chinese food. Di pasaran,
cumi-cumi umumnya dijual
dalam dua bentuk utama, segar
dan kering asin.
Tinggi Protein
Ditinjau dari nilai gizi, cumi-cumi
memiliki kandungan gizi yang
luar biasa karena kandungan
proteinnya cukup tinggi, yaitu
17,9 g/100 g cumi segar. Daging
cumi-cumi memiliki kelebihan
dibanding dengan hasil laut lain,
yaitu tidak ada tulang belakang,
mudah dicerna, memiliki rasa
dan aroma yang khas, serta
mengandung semua jenis asam
amino esensial yang diperlukan
oleh tubuh. Asam amino
esensial yang dominan adalah
leusin, lisin, dan fenilalanin.
Sementara kadar asam amino
nonesensial yang dominan
adalah asam glutamat dan asam
aspartat.
Kedua asam amino tersebut
berkontribusi besar terhadap
timbulnya rasa sedap dan gurih.
Itu sebabnya, secara alami cumi
telah memiliki cita-rasa gurih,
sehingga dalam pengolahannya
tak perlu ditambahkan
penyedap (seperti monosodium
glutamat = MSG).
Cumi-cumi juga mengandung
beberapa jenis mineral mikro
dan makro dalam jumlah yang
sangat tinggi. Kadar mineral
yang terkandung pada cumi-
cumi sangat bervariasi
walaupun dalam satu spesies
yang sama. Variasi ini
tergantung pada keadaan
lingkungan tempat hidup,
ukuran, dan umur.
Mineral penting pada cumi-cumi
adalah natrium, kalium, fosfor,
kalsium, magnesium, dan
selenium. Fosfor dan kalsium
berguna untuk pertumbuhan
kerangka tulang, sehingga
penting untuk pertumbuhan
anak-anak dan mencegah
osteoporosis di masa tua. Selain
kaya akan protein, cumi-cumi
juga merupakan sumber vitamin
yang baik, seperti vitamin B1
(tiamin), B2 (riboflavin), B12,
niasin, asam folat, serta vitamin
larut lemak (A, D, E, K).
Cumi–cumi juga mengandung
TMAO (Trimetil Amin Oksida)
yang cukup tinggi. TMAO yang
tinggi ini memberikan rasa yang
khas terhadap daging cumi-
cumi. Daging cumi-cumi juga
banyak mengandung
monoamino nitrogen yang
menyebabkan cumi-cumi
mempunyai rasa manis.
Kandungan sulfur yang cukup
tinggi pada cumi –cumi juga
menyebabkan cumi-cumi
berbau amis ketika mengalami
perlakuan pemasakan seperti
direbus.
Waspada Kolesterol
Kadar lemak pada daging cumi
relatif rendah, yaitu 7,5 g/100 g
bahan, masing-masing terdiri 1,9
g asam lemak jenuh; 2,7 g asam
lemak tidak jenuh tunggal;
serta 2,1 g asam lemak tidak
jenuh ganda. Termasuk ke
dalam asam lemak tidak jenuh
ganda adalah omega 3 yang
dapat menurunkan kandungan
kolesterol dalam darah.
Walaupun demikian, konsumsi
cumi-cumi berlebih harus
dihindari karena kadar
kolesterolnya lumayan tinggi,
yaitu mencapai 260 mg/100 g
bahan. Di dalam kelompok ikan
laut, kadar kolesterol pada
cumi, udang, lobster, dan
kepiting, memang tergolong
tinggi. Namun, kadar kolesterol
pada produk perikanan tersebut
masih relatif lebih rendah
dibandingkan dengan kuning
telur, hati, jeroan, serta otak
ternak.
Hal yang perlu diingat tentang
kolesterol adalah kita harus
mencegah sifat fobia.
Bagaimanapun kolesterol dalam
jumlah wajar sangat dibutuhkan
oleh tubuh kita, baik untuk
pertumbuhan sel (termasuk sel-
sel otak) serta sintesis hormon
seks dan vitamin D.
Pada manusia, kolesterol dapat
disintesis sendiri di dalam tubuh,
yaitu di bagian hati, korteks,
adrenal, kulit, usus, testis,
lambung, otot, jaringan adiposa,
dan otak. Sekitar 17 persen dari
berat kering otak terdiri atas
kolesterol. Tanpa kolesterol,
struktur otak tidak mungkin
terbentuk dengan sempurna.
Menurut panduan yang
dikeluarkan oleh National Heart,
Lung and Blood Institute
(NHLBI), kadar kolesterol total
yang baik bagi tubuh manusia
berada di bawah 200 mg/dl,
HDL lebih dari 35 mg/dl, LDL
kurang dari 130 mg/dl, dan
trigliserida kurang dari 250 mg/
dl. Kadar kolesterol di atas 200
mg/dl dapat menimbulkan
ancaman berbagai penyakit,
seperti aterosklerosis
(penyumbatan pembuluh
darah), stroke, dan penyakit
jantung koroner.
Meskipun dianggap berbahaya,
kolesterol tetap dibutuhkan
oleh tubuh. Manusia rata-rata
membutuhkan 1.100 miligram
kolesterol per hari untuk
memelihara dinding sel dan
fungsi fisiologis lain. Dari jumlah
tersebut 25-40 persen (200-300
mg) secara normal berasal dari
makanan dan selebihnya
disintesis oleh tubuh.
Karena itu, konsumsi kolesterol
dalam batas wajar, yaitu tidak
lebih dari 300 mg per hari sangat
perlu dilakukan. Jadi, Anda tidak
perlu khawatir dengan kadar
kolesterol pada cumi. Sebab jika
Anda menghindari cumi-cumi,
berarti akan kehilangan zat gizi
lain yang khasiatnya sangat
besar bagi kesehatan tubuh.
Aktifkan Darah Putih
Seekor cumi-cumi dapat
menghindar dari pemangsanya
dengan gesit melalui
pengerutan otot yang cepat.
Jika gerakan cepat saja tidak
cukup, awan tinta pekat dan
gelap akan dikeluarkan dari
dalam tubuhnya, sehingga
musuh terkejut untuk beberapa
saat. Kepanikan musuh tersebut
memberikan waktu yang cukup
bagi cumi-cumi untuk segera
meloloskan diri.
Cairan tinta cumi-cumi bersifat
alkaloid, sehingga tidak disukai
oleh predator, terutama ikan.
Cairan berwarna gelap ini
mengandung butir-butir
melanin atau pigmen hitam.
Melanin alami adalah
melanoprotein yang
mengandung 10-15 persen
protein. Melanin ini mengikat
protein melalui asam amino
yang mengandung sulfur, yaitu
sistein.
Selain itu, cumi-cumi juga
memiliki sistem perlindungan
dengan cara mengubah-ubah
warna kulit tubuh dengan
cepat, kadang-kadang kebiruan,
putih, merah, atau cokelat.
Perubahan warna ini terjadi
karena adanya kromatofor yang
merupakan kantong elastis
berisi pigmen merah atau
kuning.
Sel-sel pigmen yang elastis ini
dikelilingi oleh ikatan sel-sel
otot yang dapat berkontraksi
dengan cepat, sehingga sel-sel
pigmen menjadi besar dan
mengakibatkan warnanya lebih
jelas. Mekanisme ini
mengakibatkan cumi-cumi
dapat berubah warna dengan
cepat bila mendapat
rangsangan dari luar. Sistem
perubahan warna ini juga
digunakan cumi-cumi sebagai
sarana komunikasi.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Hiroki University
Jepang, tinta cumi-cumi dan
sotong mempunyai banyak
kegunaan, yaitu dapat
mengaktifkan sel darah putih
untuk memerangi tumor. Hal
tersebut telah diujicobakan
pada 15 ekor tikus yang
mengidap penyakit tumor
ganas. Tikus itu diberikan
suntikan tiga dosis cairan tinta
sotong, dan hasilnya, hanya tiga
tikus yang mati, sisanya tetap
hidup.
Sementara itu, sebagai kontrol,
15 tikus lainnya yang juga
mengidap penyakit tumor
ganas, tidak diberikan suntikan
serupa, dan semuanya mati
dalam jangka waktu tiga
minggu. Belum ada kepastian
secara medis tinta cumi-cumi
dan sotong dapat mengobati
kanker atau tumor, tetapi tinta
cumi-cumi diduga mengandung
banyak vitamin, yaitu vitamin A.
Selama ini tinta cumi-cumi
belum banyak dikenal,
terutama dalam industri jasa
boga. Tinta cumi-cumi sering
tidak dibuang dan dibiarkan di
dalam daging cumi. Namun,
beberapa negara, seperti Italia,
telah menggunakan tinta cumi
sebagai salah satu bumbu
masakan pasta. Di Jepang,
kantong tinta cumi-cumi (sepio
melanin) yang berwarna hitam
dipakai sebagai pengawet dan
meningkatkan flavor pada cumi
asin.
Bila Anda menyukainya, tinta
tersebut tidak perlu dibuang
dari cumi, tetapi dapat dimakan.
Tidak ada yang perlu
dikhawatirkan tentang zat tinta
yang pekat itu. Beberapa orang
justru menganggap zat tinta
tersebut penting untuk
peningkat cita rasa.
Penulis : Prof. DR.Made
Astawan, Dosen Departemen
Teknologi Pangan Dan Gizi IPB

No comments:

Post a Comment

Best Partners Links

Updated Stats




Free PageRank Checker
Locations of visitors to this page