Lampu lalu lintas adalah
adalah lampu yang
mengendalikan arus lalu lintas
yang terpasang di
persimpangan jalan, tempat
penyeberangan pejalan kaki
(zebra cross), dan tempat arus
lalu lintas lainnya. Lampu ini
yang menandakan kapan
kendaraan harus berjalan dan
berhenti secara bergantian dari
berbagai arah. Pengaturan lalu
lintas di persimpangan jalan
dimaksudkan untuk mengatur
pergerakan kendaraan pada
masing-masing kelompok
pergerakan kendaraan agar
dapat bergerak secara
bergantian sehingga tidak saling
mengganggu antar-arus yang
ada.
Lampu lalu lintas telah diadopsi
di hampir semua kota di dunia ini.
Lampu ini menggunakan warna
yang diakui secara universal;
untuk menandakan berhenti
adalah warna merah, hati-hati
yang ditandai dengan warna
kuning, dan hijau yang berarti
dapat berjalan.
Sejarah lampu lalu lintas
Penemu lampu lalu lintas
adalah Garrett Augustus
Morgan. Awal penemuan ini
diawali ketika suatu hari ia
melihat tabrakan antara mobil
dan kereta kuda. Kemudian ia
berpikir bagaimana cara
menemukan suatu pengatur
lalu lintas yang lebih aman dan
efektif. Sebenarnya ketika itu
telah ada sistem perngaturan
lalu lintas dengan sinyal stop
dan go. Sinyal lampu ini pernah
digunakan di London pada tahun
1863. Namun, pada
penggunaannya sinyal lampu ini
tiba-tiba meledak, sehingga
tidak dipergunakan lagi. Morgan
juga merasa sinyal stop dan go
memiliki kelemahan, yaitu tidak
adanya interval waktu bagi
pengguna jalan sehingga masih
banyak terjadi kecelakaan.
Penemuan Morgan ini memiliki
kontribusi yang cukup besar
bagi pengaturan lalu lintas, ia
menciptakan lampu lalu lintas
berbentuk huruf T. Lampu ini
terdiri dari tiga lampu, yaitu
sinyal stop (ditandai dengan
lampu merah), go (lampu hijau),
posisi stop (lampu kuning).
Lampu kuning inilah yang
memberikan interval waktu
untuk mulai berjalan atau mulai
berhenti. Lampu kuning juga
memberi kesempatan untuk
berhenti dan berjalan secara
perlahan.
Jenis lampu lalu lintas
Berdasarkan cakupannya
Lampu lalu lintas terpisah
— pengoperasian lampu lalu
lintas yang pemasangannya
didasarkan pada suatu
tempat persimpangan saja
tanpa mempertimbangkan
persimpangan lain.
Lampu lalu lintas
terkoordinasi —
pengoperasian lampu lalu
lintas yang pemasangannya
mempertimbangakan
beberapa persimpangan yang
terdapat pada arah tertentu.
Lampu lalu lintas jaringan
— pengoperasian lampu lalu
lintas yang pemasangannya
mempertimbangkan
beberapa persimpangan yang
terdapat dalam suatu
jaringan yang masih dalam
satu kawasan.
Berdasarkan cara
pengoperasiannya
Fixed time traffic signal —
lampu lalu lintas yang
pengoperasiaannya
menggunakan waktu yang
tepat dan tidak mengalami
perubahan.
Actuated traffic signal —
lampu lalu lintas yang
pengoperasiaannya dengan
pengaturan waktu tertentu
dan mengalami perubahan
dari waktu ke waktu sesuai
dengan kedatangan
kendaraan dari berbagai
persimpangan.
Tujuan adanya lampu lalu
lintas
Menghindari hambatan
karena adanya perbedaan
arus jalan bagi pergerakan
kendaraan.
Memfasilitasi persimpangan
antara jalan utama untuk
kendaraan dan pejalan kaki
dengan jalan sekunder
sehingga kelancaran arus lalu
lintas dapat terjamin.
Mengurangi tingkat
kecelakaan yang diakibatkan
oleh tabrakan karena
perbedaan arus jalan.
Variasi lampu lalu lintas
Lampu lalu lintas memiliki
banyak variasi, tergantung dari
budaya negara yang
menggunakannya dan
kebutuhan khusus di
perempatan tertentu. Contoh
variasinya adalah lampu lalu
lintas khusus pejalan kaki,
lampu lalu lintas untuk
pengguna sepeda, bus, kereta,
dan lain-lain. Urutan lampu yang
terpasang juga dapat berbeda-
beda. Selain itu, ada banyak
aturan dalam pengaturan lampu
lalu lintas. Semua variasi lampu
lalu lintas ini bisa saja
dioperasikan bersamaan pada
perempatan yang kompleks.
Misalnya saja pada perempatan
yang kompleks yang ramai
dilewati para pejalan kaki dan
kendaraan roda empat, seorang
anak bernama Tika
Oktavianingsih dan rombongan
kawan-kawannya harus
menunggu lampu khusus
pejalan kaki berwarna hijau
menyala jika ingin
menyeberang jalan. Di sisi lain,
jika lampu pejalan kaki
berwarna hijau menyala,
sebuah mobil dengan nomor
polisi 0806346565 harus
berhenti, karena secara
otomatis lampu lalu lintas
untuk kendaraan akan berwarna
merah jika lampu pejalan kaki
berwarna hijau.
Perkembangan lampu lalu
lintas
Pada 10 Desember 1868,
lampu lalu lintas pertama
dipasang di bagian luar
Gedung Parlemen di Inggris
oleh sarjana lalu lintas, J.P
Knight. Lampu ini
menyerupai penunjuk waktu
(jam) dengan bentuk seperti
semapur dan lampu merah
dan hijau untuk malam hari.
Lampu-lampu tersebut
berasal dari tenaga gas.
Pada 2 Januari 1869, tiba-tiba
lampu tersebut meledak dan
melukai seorang polisi
sehingga harus dioperasi.
Pada awal 1912 Lampu lalu
lintas modern ditemukan di
Amerika Serikat. Di Salt Lake
City, seorang polisi, Utah,
menemukan lampu lintas
pertama yang dijalankan
dengan tenaga listrik.
Pada 5 Agustus 1914,
American Traffic Signal
Company memasang sistem
lampu sinyal di dua sudut
jalan di Ohio. Lampu sinyal ini
terdiri dari dua warna, merah
dan hijau, dan sebuah bel
listrik. Lampu ini di desain
oleh James Hoge.
Keberadaan bel di sini untuk
memberi peringatan jika
adanya perubahan nyala
lampu. Lampu rancangan
Hoge ini dapat dikontrol oleh
polisi dan pemadam
kebakaran jika ada dalam
keadaan darurat.
Pada awal tahun 1920, lampu
lalu lintas dengan tiga warna
pertama dibuat oleh seorang
petugas polisi, William Potts,
di Detroit, Michigan.
Pada tahun 1923, Garrett
Morgan mematenkan alat
sinyal lampu lalu lintas.
Tahun 1917, lampu lalu lintas
pertama dijalankan saling
berhubungan satu dengan
yang lain. Interkoneksi
antarlampu ini dijalankan
pada enam persimpangan
yang dikontrol secara
bersamaan dengan tombol
manual.
Lampu lalu lintas pertama
yang dioperasikan secara
otomatis diperkenalkan pada
Maret 1922 di Houston,
Texas.
Di Inggris, lampu lalu litas
pertama dioperasikan di
Wolverhampton pada tahun
1927.
Warna lampu lalu lintas
Warna yang paling umum
digunakan untuk lampu lalu
lintas adalah merah, kuning, dan
hijau. Merah menandakan
berhenti atau sebuah tanda
bahaya, kuning menandakan
hati-hati, dan hijau menandakan
boleh memulai berjalan dengan
hati-hati. Biasanya, lampu warna
merah mengandung beberapa
corak berwarna jingga, dan
lampu hijau mengandung
beberapa warna biru. Ini
dimaksukan agar orang-orang
yang buta warna merah dan
hijau dapat mengerti sinyal
lampu yang menyala. Di
Amerika Serikat, lampu lalu
lintas memiliki pinggiran
berwarna putih yang dapat
menyala dalam kegelapan. Ini
bertujuan agar orang yang
mengidap buta warna dapat
membedakan mana lampu
kendaraan dan yang mana
lampu lalu lintas dengan
posisinya yang vertikal.
Sistem lampu lalu lintas
Sistem pengendalian lampu lalu
lintas dikatakan baik jika lampu-
lampu lalu lintas yang
terpasang dapat berjalan baik
secara otomatis dan dapat
menyesuaikan diri dengan
kepadatan lalu lintas pada tiap-
tiap jalur. Sistem ini disebut
sebagai actuated controller.
Namun, para akademisi
Indonesia telah menemukan
sistem baru untuk menjalankan
lampu lalu lintas. Sistem ini
dikenal sebagai Logika fuzzy.
Metode logika fuzzy digunakan
untuk menentukan lamanya
waktu lampu lalu lintas
menyala sesuai dengan volume
kendaraan yang sedang
mengantre pada sebuah
persimpangan. Hasil pengujian
sistem logika fuzzy ini
menunjukkan bahwa sistem
lampu dengan logika ini dapat
menurunkan keterlambatan
kendaraan sebesar 48,44% dan
panjang antrean kendaraan
sebesar 56,24%; jika
dibandingkan dengan sistem
lampu konvensional. Lampu lalu
lintas pada umumnya
dioperasikan dengan
menggunakan tenaga listrik.
Namun, saat ini sudah
perkembangan teknologi lampu
lalu lintas dengan tenaga
matahari
#7 Life Keys to Live Happier - Lifeway
-
{ "@context": "https://schema.org/", "@type": "CreativeWorkSeries", "name":
"#7 Life Keys to Live Happier", "aggregateRating": { "@type":
"AggregateRating"...
2 years ago
No comments:
Post a Comment